Jumat, 12 Juni 2015

MAAFKAN AKU, SAHABATKU

Melinda terdiam di tengah hujan. Sebuket bunga yang dibawanya basah kuyup tertimpa hujan. Baju seragam sekolahnya pun ikut basah. Ia kembali berjalan menuju sebuah pemakaman.
            Hari ini adalah hari peringatan kematian sahabat terbaiknya, Aulia. Aulia yang selama ini berusaha menyemangatinya meninggal karena dirinya. Ia sungguh menyesal. Kenapa sahabatnya berusaha membuatnya tersenyum?
~~~~~OOOO~~~~~
“Melinda?”, panggil Aulia saat masuk kelas 2 SD. Melinda menoleh pada Aulia. Namun, rasa malunya yang dikarenakan tidak mempunyai orang tua membuatnya mengacuhkan Aulia.
            Aulia yang tidak tahu apa-apa hanya dapat berdiri kebingungan di taman sekolah.
            “Melinda, beli jajan, yuk!!”, ajak Aulia.        
            “Maaf, aku sudah bawa bekal”, tolak Melinda kaku.
            “Oh, gitu ya? Ya udah, aku beli jajan sendiri aja, deh”, ujar Aulia seraya meninggalkan Melinda.
            Aulia hanya sedih melihat teman masa kecilnya itu menjadi pendiam. Ia mencari segala cara agar Melinda kembli ceria seperti dulu.
~~~~~OOOO~~~~~
            “Melinda, mau coklat?”, tawar Aulia sambil menyerahkan sebatang coklat.
            “Tidak usah, aku sedang diet”, Melinda kembali menolak.
            “Eeh?! Tapi, kita kan masih kelas 2 SD, ngapain diet? Sudah, kamu makan coklat dulu biar ceria lagi”, ujar Aulia.
            “Maaf, tapi aku nggak mau. Memangnya masalah buat kamu kalau aku ini pendiam?!”, bentak Melinda.
            “Maaf, Melinda. Aku hanya ingin kamu ceria kembali seperti dulu. Sejak orang tuamu meninggal, dan kamu pindah ke panti asuhan, kita tidak bertemu lagi. Tapi, saat kita bertemu lagi, kamu sudah berubah…”, jawab Aulia sedih. Semua siswa di kelas langsung terkejut mendengar kata-kata Aulia.
            “Waah, Melinda anak yatim ternyata!! Nggak punya orang tua!! Iih… awas ketularan teman-teman!!!”, seru salah seorang siswa. Semua siswa memandang Melinda rendah. Semu membuatnya tertekan. Dan tanpa sadar, Melinda menampar pipi Aulia.
            “Ka-kamu sengaja, ya membuatku begini?! Kenapa kamu membeberkan rahasiaku, dasar mulut ember!!!”, bentak Melinda. Semua siswa terkejut melihat Melinda.
            “Melinda, apa-apaan kamu itu!!! Aulia kan nggak salah!!!”, bentak teman-teman Aulia.
            “Iya, dasar anak yatim kurang ajar!! Ngapain kamu ada di sini?! Pergi sana!!”, usir beberapa anak yang lain. Melinda yang sangat tertekan segera berlari keluar kelas.
            “Me-melinda!!”, seru Aulia bangkit. Ia segera mengejar Melinda. Melinda tahu, dia dikejar Aulia, karena itu dia mempercepat langkah kakinya.
            Melinda terus berlari hingga keluar sekolah, ia berpikir Aulia akan berhenti. Namun, ternyata tidak. Aulia tetap mengejarnya.
            “Aulia, tunggu!!! Berhenti!!!”, seru Aulia terus berlari mengejar Melinda.
            “Jangan ikuti aku!!!”, seru Melinda marah. Ia terus berlari tanpa menoleh sama sekali. Tanpa sadar, sebuah truk datang dengan cepat ke arah Melinda berlari.
            Bunyi klakson truk menghentikan langkah Melinda. Melinda hanya terdiam. Takut. Tapi, juga ada rasa keinginannya untuk cepat mati. Ia ingin tidak diejek lagi dan bertemu orang tuanya. Tapi, ada rasa takut dalam hatinya. Entah kenapa, rasa takut itu seolah membantu keinginan Melinda untuk cepat mati.
            “Melinda!!!! Awas!!!!”, seru Aulia. Ia mendorong tubuh Melinda ke pinggir jalan, sehingga membuat dirinya mati tertabrak truk.
            Melinda terjatuh dengan sangat keras. Akhirnya, ia pingsan tanpa mengetahui nasib Aulia.
~~~~~OOOO~~~~~
            Melinda membuka matanya perlahan. “Di-di mana ini…?”, Tanya Melinda lemas. Ia melihat ruangan di sekelilingnya. Ada ibu panti dan teman-teman sekolah.
            “Ibu… aku ada di mana?”, Tanya Melinda.
            “Kamu ada di rumah sakit Melinda. Syukurlah kamu selamat”, jawab ibu panti. Melinda hanya memegang kepalanya. Ia merasakan sebuah perban mengelilingi kepalanya. Tiba-tiba, ia teringat dengan Aulia.
            “Aulia… bagaimana keadaannya?”, Tanya Melinda.
            “Aulia… meninggal tertabrak truk”, jawab teman-teman Melinda sedih. Melinda tersentak. Ia hanya bisa terdiam. Butiran air mengalir di pipinya.
            “Aulia meninggal? Tidak mungkin! Semuanya tidak mungkin!”, seru Melinda menangis.
            “Melinda, sudahlah. Kamu yang sabar, ya”, hibur ibu panti.
            “Tapi, kenapa bukan aku yang mati? Kenapa harus Aulia?!”, Tanya Melinda.
            “Karena dia menyayangimu, seperti dia menyayangi kakaknya yang telah meninggal 1 tahun yang lalu”, jawab Lia, teman sekelas Melinda. Melinda kembali tersentak. Ia tak tahu apa-apa tentang itu. Melinda tidak sadar tentang kasih sayang yang diberikan Aulia. Namun, semuanya telah terjadi. Aulia meninggal karena menyelamatkan dirinya, meskipun ia sering menjauhi Aulia.
~~~~~OOOO~~~~~
            Setelah keluar dari rumah sakit, Melinda mendatangi pemakaman Aulia dan keluarganya. Ia terduduk di sebelah batu nisan Aulia. Melinda letakkan sebuket bunga mawar merah di makam sahabatnya itu.
            “Maafkan aku, ya sahabatku. Aku tidak tahu kalau kamu begitu menderita atas kematian kakakmu. Aku tidak tahu rasa sayangmu padaku. Maafkan aku!!! Aku sudah mengabaikan persahabatan kita!!”, ujar Melinda sambil menangis.
            Samar-samar, terdengar suara lembut. “Aku sudah memaafkanmu sejak dulu, Melinda, sahabatku”.
~~~~~OOOO~~~~~
            Hujan sedikit mulai reda. Melinda berdiri. Ia hendak pulang ke panti. “Aulia, sepertinya aku harus pulang dulu. Maaf, ya. Selamat tinggal. Besok aku akan datang lagi”, ujar Melinda.
            Saat ia beranjak pergi meninggalkan makam Aulia, samar-samar kembali terdengar suara lembut. “Ya, selamat tinggal Melinda. Kita akan jadi sahabat selamanya, kan?”, Tanya suara itu.
            “Ya, kita sahabat selamanya Aulia”, jawab Melinda. Entah kenapa, Melinda merasakan Aulia tersenyum di dekatnya. Hatinya yang sedih dan terbebani seolah lepas dari perasaan itu.
           Melinda berjalan pergi. Meninggalkan sahabat sejatinya yang tak akan kembali untuk selama-lamanya.


Yuk Baca!

Yuk Baca!
Aktivitas di pos baca girli