Selasa, 01 Maret 2016



SEMANGAT PANTANG MENYERAH
Oleh: Syara Latifa Pilly

Ketika warna langit
Berubah…
Sinar mentari Tenggelam sudah.
Tak terasa Sunyi
dan Sepi..
Seolah semua menjadi bisu
Burung-burung Terbang rendah..
Daun-daun serba Menari Menemani burung menyambut Petang..
Jika senjata Mulai datang Marilah kita Berperang
Yang tak dapat kuungkapkan
Dalam kata-kata yang Terucapkan..

Kamis, 18 Februari 2016



TUMBUHAN PEMAKAN DAGING

            Ada beberapa tumbuhan yang memakan daging serangga karena zat makanan dari tanah sangat kurang, contohnya Kantung Semar (Nepenthes), Venus, dan Sundew. Mereka perlu makanan tambahan agar bisa bertahan hidup. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di daerah yang miskin unsur hara (kurang subur), seperti rawa-rawa atau gurun berbatu. Untuk bertahan hidup, mereka beradaptasi secara Morfologi, berupa daun yang mereka kembangkan untuk menjebak serangga sebagai makanan tambahan.
            Contoh pertama, Kantung Semar. Kantung Semar (Nepenthes) hidup di tanah masam dan kurang subur, tumbuhan ini banyak terdapat di rawa-rawa Pulau Sumatera, Indonesia. Seperti yang kita ketahui, tumbuhan Kantung Semar memiliki daun berbentuk kantong. Kantong pada Kantung Semar mengeluarkan aroma yang menarik serangga untuk datang. Ketika hinggap di bibir kantong yang licin, serangga akan tergelincir jatuh ke dalam jebakan, lalu dicerna sebagai makanan. Tutup pada atas kantong akan menutup agar serangga tidak bisa keluar. Kantong Semar mempunyai enzim pengubah protein dari tubuh serangga menjadi zat-zat sederhana seperti Nitrogen dan unsure hara lain, seperti yang terkandung di tanah subur.
            Contoh kedua, Venus. Venus adalah salah satu tumbuhan karnivora (pemakan daging) yang hidup di rawa berlumpur di kawasan Sub-Tropis Amerika. Tumbuhan ini memiliki daun yang dapat menjadi jebakan atau perangkap serangga. Daun Venus dapat menutup dengan cepat bila ada rangsangan (jadi, jangan coba-coba naruh tanganmu di daun Venus). Di permukaan daun Venus, ada rambut perangsang yang sangat halus (bisa dibilang keliatan kecil). Kalau rambut itu tersentuh (misalnya ada serangga yang hinggap), maka otomatis daun itu akan menutup.
            Contoh terakhir, mungkin ini agak lebih sereman ya (bagiku). Sundew atau Drosera adalah contoh tumbuhan karnivora juga. Mereka biasa hidup di rawa-rawa yang kurang subur hingga ke perbukitan tandus berbatu di Benua Amerika, Australia, dan juga Afrika. Daun Sundew ditumbuhi tentakel yang mengeluarkan lendir manis, wangi, tapi lengket. Hampir sama seperti nectar kayaknya, tapi lebih bahaya.
Proses tumbuhan Sundew memakan mangsanya:
1.      Serangga penyuka nectar (contohnya, kupu-kupu dan lebah) akan datamg dan hinggap di atas tentakel.
2.      Serangga menempel pada lendir yang lengket dan terperangkap.
3.      Seluruh tentakel di daun Sundew bergerak cepat membungkus dan menyerap cariran dari tubuh serangga. Beberapa spesies Sundew dapat meringkus mangsanya dalam waktu kurang dari satu detik. Serangga tersebut akan mati dalam waktu 15 menit.
4.      Daun dan tentakel membuka lagi untuk membuang sisa tubuh serangga.
Enzim di tentakel Sundew dapat mengubah protein menjadi Fosfat, salah satu jenis unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan.




Kamis, 04 Februari 2016



LEMBAGA EKONOMI DI INDONESIA

Lembaga ekonomi adalah lembaga yang berada di bidang ekonomi demi terpenuhinya kebutuhan ekonomi masyarakat. Lembaga ekonomi lahir sebagai usaha manusia untuk menyesuaikan dirinya dengan alam dalam memenuhi kebutuhan hidup yang berkaitan dengan pengaturan bidang-bidang ekonomi dalam rangka memperoleh kehidupan yang sejahtera. Berdasarkan Pasal 33 UUD 1945, ada tiga lembaga perekonomian di Indonesia, yaitu koperasi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS).

Lembaga ekonomi berfungsi sebagai pemberi pedoman untuk mendapatkan bahan pangan, Barter dan jual beli barang, menggunakan tenaga kerja dan cara pengupahan, cara pemutusan hubungan kerja, dan identitas diri bagi masyarakat. Secara umum, tujuan lembaga ekonomi adalah terpenuhinya kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup masyarakat. Lembaga ekonomi merupakan bagian dari lembaga sosial yang berkaitan dengan pengaturan di bidang-bidang ekonomi dalam rangka mencapai kehidupan yang sejahtera.

Bentuk –bentuk Lembaga Ekonomi:

1. Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya.

Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, di mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi (biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU) biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang dilakukan oleh anggota.

Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi sebagai berikut:
  • Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
  • Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat
  • Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya
  • Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi
  • Mengembangkan kreativitas dan membangun jiwa berorganisasi bagi para pelajar bangsa.
2. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Badan Usaha Milik Negara atau perusahaan milik negara adalah perusahaan atau badan usaha yang dimiliki pemerintah suatu negara. Sejak tahun 2001, seluruh BUMN dikoordinasikan pengelolaannya oleh Kementerian BUMN, yang dipimpin oleh seorang Menteri Negara BUMN. BUMN juga salah satu sumber penerimaan keuangan negara yang nilainya cukup besar. Bentuk BUMN yaitu, Persero dan Perum (Perusahaan Umum).

Persero

Persero adalah BUMN yang bentuk usahanya adalah perseoran terbatas atau PT. Kepemilikan Persero sebagaian besar atau setara 51% harus dikuasai oleh pemerintah (atas nama negara) yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. Contoh persero yaitu : PT Jasamarga, Bank BNI, PT Asuransi Jiwasraya, dan PT PLN.

Ciri-ciri Persero adalah sebagai berikut:
  • Pendirian persero diusulkan oleh menteri kepada presiden
  • Pelaksanaan pendirian dilakukan oleh menteri dengan memperhatikan perundang-undangan
  • Statusnya berupa perseroan terbatas yang diatur berdasarkan undang-undang
  • Sebagian atau seluruh modalnya adalah milik negara dari kekayaan negara yang dipisahkan
  • Menteri yang ditunjuk memiliki kuasa sebagai pemegang saham milik pemerintah
  • Apabila seluruh saham dimiliki pemerintah, maka menteri berlaku sebagai RUPS, jika hanya sebagian, maka sebagai pemegang saham perseroan terbatas
  • Pegawainya berstatus pegawai Negeri
Perum / Perusahaan Umum

Perusahaan umum atau disingkat Perum adalah perusahaan bagian bisnis negara yang seluruh modal dan kepemilikan dikuasai oleh pemerintah dengan tujuan untuk memberikan penyediaan barang dan jasa publik yang baik demi melayani masyarakat umum serta mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengolahan perusahaan. Contoh Perum, yakni : Perum Peruri / PNRI (Percetakan Negara RI), Perum Perhutani, Perum Damri, dan lain-lain.

Perusahaan Jawatan

Perusahaan Jawatan (Perjan) sebagai salah satu bentuk BUMN, memiliki modal yang berasal dari negara. Saat ini hanya TVRI yang merupakan satu-satunya Perjan yang dimiliki oleh BUMN. Besarnya modal Perjan ditetapkan melalui APBN. Ciri-ciri Perjan antara lain sebagai berikut:
  • Memberikan pelayanan kepada masyarakat
  • Merupakan bagian dari suatu departemen pemerintah
  • Dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada menteri atau direktur jenderal departemen yang bersangkutan
  • Status karyawannya adalan pegawai negeri
3. Badan Usaha Milik Daerah BUMD)

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah daerah. Contoh BUMD antara lain, Bank Pembangunan Daerah (BPD), Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dan Perusahaan Daerah Angkutan Kota (bus kota). Ciri-ciri badan usaha milik daerah (BUMD) adalah sebagai berikut:
  • Pemerintah daerah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha
  • Pemerintah daerah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam pemodalan perusahaan
  • Pemerintah daerah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakan perusahaan
  • Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang berwenang
  • Melayani kepentingan umum, selain mencari keuntungan
  • Sebagai stabillisator perekonomian dalam rangka menyejahterakan rakyat
  • Sebagai sumber pemasukan negara
  • Seluruh atau sebagian besar modalnya milik negara lain, baik berupa bank maupun nonbank
  • Direksi bertanggung jawab penuh atas BUMN, dan mewakili BUMN di pengadilan
4. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)

Badan Usaha Milik Swasta atau BUMS adalah badan usaha yang didirikan dan dimodali oleh seseorang atau sekelompok orang. Berdasarkan bentuk hukumnya Badan usaha milik swasta dibedakan atas :
Perusahaan Persekutuan

Perusahaan persekutuan adalah perusahaan yang memiliki 2 pemodal atau lebih. Ada 3 bentuk perusahaan persekutuan
  • Firma (Fa) adalah badan usaha yang didirikan oleh 2 orang atau lebih dimana tiap- tiap anggota bertanggung jawab penuh atas perusahaan. Modal Firma berasal dari anggota pendiri, serta laba / keuntungan dibagikan kepada anggota dengan perbandingan sesuai akta pendirian.
  • Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap atau CV) adalah suatu persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin. 
  • Perusahaan Terbatas Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootschaap (NV), adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan dan badan usaha yang modalnya diperoleh dari hasil penjualan saham. Setiap pemengang surat saham mempunyai hak atas perusahaan dan setiap pemegang surat saham berhak atas keuntungan (dividen).
Yayasan

Yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Yayasan didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam undang-undang. Yayasan adalah suatu badan usaha, tetapi bukan perusahaan, karena Yayasan sama sekali tidak mencari keuntungan. Badan usaha ini didirikan untuk tujuan sosial dan berbadan hukum. Contoh yayasan adalah Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Yayasan Jantung Indonesia.

Maaf jika lumayan membingungkan :)


Rabu, 20 Januari 2016



PENTAS BULLY

            Pentas itu sangat menyeramkan, pikir sang tokoh utama. Di dalam pentas itu hanya ada kesedihan dan sedikit kebahagiaan. Sang tokoh utama yang lemah dan tak bisa melakukan apa-apa hanya bisa menangis menghadapi perannya dalam pentas itu. Tetapi, kebaikan dan kekuatannya untuk tegar selalu ada bersama gambaran aneh itu. Sang tokoh utama membuat dunia imajinasinya sendiri. Di mana ia bahagia. Di sana hanya ada kebahagiaan. Bersama sahabat khayalannya yang tak akan pernah ada. Dan kini, aku harus menjadi sang tokoh utama.
            Setiap hari, aku selalu bermain bersama sahabat-sahabatku. Itu sudah menjadi kebiasaan. Tapi, semuanya tiba-tiba hancur. Gossip-gosip yang menyebar dengan cepat tanpa kusadari mulai membuat semua anak membenciku secara perlahan. Aku yang saat itu masih kelas 4SD, menganggap kata-kata kasar anak-anak sebagai candaan. Mereka yang selalu dekat denganku, mulai menjauh. Aku Cuma beranggapan bahwa mungkin mereka menemukan teman yang lebih asyik untuk dijadikan sahabat. Memang sedih, tapi kami kan masih berteman. Tak ada yang kukhawatirkan.
            Tak terasa, 1 tahun berlalu. Kami semua kembali bersama sebagai anggota keluarga kelas 5B yang baru. Tahun ini, aku akan menjadi lebih baik lagi biar bisa mendapat banyak sahabat. Semuanya berjalan dengan baik. Tapi… itu Cuma sampai 1 bulan. Aku mulai dibenci secara terang-terangan. Aku sering dilempar oleh kayu dari dinding kayu kelasku yang sudah keropos. Aku berusaha bersabar, aku yakin mereka Cuma bercanda. Tapi, lama-lama semuanya malah makin parah. Aku berusaha nggak peduli, namun ini berat banget! Kini, aku mulai menyadari. Yah, ternyata aku dibully. Terlambat memang, tapi aku ingin tahu kenapa mereka membenciku. Aku nggak mau buat orang benci sama aku. Aku Cuma ingin berteman dengan mereka.
            “Habis kamu keliatannya disayang sama guru banget. Waktu kelas 4 aja, guru itu (nama disensor, ya) memberikan buku Kuark langsung sama kamu”, jawab seorang temanku. Dia juga membenciku, untung perasaannya sedang bagus, jadi dia mau memberitahuku.
            “Eh? Aku kan memang langganan buku”, kataku kaget.
            “Yah, aku nggak tahu”, balasnya cuek. Yang tadi itu maksudnya apa?! Dia benci aku tapi nggak ngerti alasannya?! Aduuuh, aku jadi makin bingung, deh.
            Esoknya, kebencian mereka bertambah parah. Anak-anak yang paling nakal itu membullyku. Mencuri bullpen dan pensil milikku, merobek gambaranku, mencoret-coret bukuku, juga… terkadang menendang kakiku. Aku Cuma bisa menangis, seperti sang Tokoh Utama. Aku memang lemah, pikirku. Aku nggak bisa apa-apa, aku bisanya menangis.
            Kekurangan terbesarku, yang selalu dianggap biasa oleh teman-teman sekelasku, berubah menjadi bencana tambahan. Kekuranganku adalah aku pelat, aku nggak bisa ngomong huruf “R”. mereka mulai mengejek kekuranganku ini dan mengubah-ubah lagu untuk mengejekku. Aku mulai membenci diriku sendiri. Setiap hari, aku selalu mendapat mimpi buruk yang sama. Mereka membullyku, yang membuatku takut untuk datang ke sekolah. Aku menyadari, masih ada lagi yang bisa kulakukan. Pura-pura tersenyum seolah tak ada apa-apa kepada orang lain selain anak dari kelasku. Mungkin pantas jika aku dibilang bermuka dua, aku juga mulai tak perduli. Lebih baik menangis saja di dalam hatiku, aku akan berusaha nggak menunjukkannya pada orang lain selain keluarga kelas 5B.
            Tanpa kusadari, aku mulai lari dari kewajibanku. Lomba-lomba yang diembankan padaku, kujadikan sarana pelarian diri dari mimpi burukku. Lagipula, yang kubutuhkan Cuma senyum palsuku. Tak ada yang bisa menghiburku, karena aku membuat dunia imajinasiku sendiri. Bebas dari mimpi buruk itu. Bersama seorang sahabat khayalanku yang juga dibenci teman sekelasku, Akimoto Nami. Saat aku menangis, aku selalu menggambar Nami. Sosoknya yang dingin itu dibenci semua anak. Mereka bilang, Nami adalah setan. Meskipun sudah kujelaskan bahwa Nami Cuma imajinasiku saja.
            “Hancurkanlah”, kata Nami dalam mimpiku. Ini pertama kalinya karakter khayalanku masuk di dunia mimpi. Mungkin karena pembullyanku sudah terlalu parah.
            “Apanya?”, Tanyaku bingung.
            “Mimpi buruk itu”, jawab Nami.
            “Memangnya aku bisa apa? Aku kan lemah dan cengeng”, tanyaku.
            “Tak ada yang bisa kaukatakan bahwa itu tak bisa kaulakukan. Bahkan kau belum melakukan apa-apa”, jawab Nami lagi. Ia tersenyum simpul dengan mata merahnya. Baru kali ini kulihat ia tersenyum, aku bahkan nggak pernah menggambarnya tersenyum.
            “Memangnya aku harus melakukan apa? Melawan mereka? Melawan maupun tidak, aku tetap bakal dibully, kan”, tanyaku seolah menantang.
            Nami terdiam. “Lalu, kamu pikir mana jalan yang benar? Jalan pintasmu sudah rusak, mari kita buat sekali lagi. Kini waktumu untuk mulai melawan dengan cara ‘unik’mu itu, kan”, jawab Nami. Sosok Nami yang tersenyum, Cuma itu yang kuingat setelah terbangun.
            Hari ini dimulai lagi. Apakah hari ini aku akan menangis lagi? Aku Cuma sendirian? Tidak, aku sadar aku nggak pernah sendirian. Meskipun aku memendamnya dalam-dalam, aku akan berusaha mengubah ending cerita hidupku.  Aku belum terlambat untuk mengubahnya, bukan?
            Senyum kaku teman-teman menyambutku. Oke, seperti biasa. Aku duduk di tempatku seperti biasa. Sebentar lagi aku kelas 6. Hampir 1 tahun kulewati dengan kesedihan. Aku sadar, harusnya bukan begitu. Saatnya menghancurkan ending sedih itu.
            Seperti biasa, tetap tersenyum. Belajar sambil menggambar, makan bekal sambil bagi-bagi ke teman-teman, beli coklat 4 dibagiin 3 ke teman-teman, memberitahu apa yang kupahami di pelajaran. Meskipun prestasi milikku (satu-satunya), yaitu menang lomba Try Out SSC juara 3 saat kelas 4 difitnah aku meminta kunci jawaban soal, difitnah perek (aku nggak tahu apa artinya, sampai sekarang dan aku nggak mau tahu, soalnya aku nggak mau ngejek),  dan lainnya. Masih banyak fitnah yang mereka berikan, namun aku masih punya teman-teman baik lainnya. Zainal, Bagas, Anas alias Aan, M. Reza, Farah, Laras, Regita alias Pipit, Salsa (kakak kelas, nggak kupanggil ‘mbak’ karena waktu TK kami itu bareng). Memang sedikit, tapi bagiku itu berharga. Sahabatku yang berharga. Kegiatan di seni lukis juga membuatku lupa mimpi buruk. Perlahan, mimpi buruk itu hancur sedikit-sedikit. Hati teman-temanku mulai lunak juga. Waktu mereka puji gambaranku, rasanya senang. Aku senang karena berpikir mereka mulai menyukaiku dan menganggapku sebagai teman mereka lagi, meski aku nggak tahu apa yang mereka pikirkan.
            Kelas 6 ini, kami semua berpisah. Ada yang di kelas A, B, dan C. aku masuk kelas 6B bersama Laras, Aan, dan M. Reza. Tapi, tetap saja ada yang memfitnahku di semester dua ini. Dia bilang aku sok polos, padahal memang sejak kecil aku polos. Sombong (aku nggak tahu kenapa mereka mengejekku begitu), penggoda cowok (yang ini jelas-jelas yang paling aneh, aku kan Cuma sapa-sapaan sama Zainal Mbah buyutku di keluarga 5B dulu), combean alias tukang lapor (aku Cuma bilang demi kebaikan mereka, aku nggak pernah ngebocorin rahasia seseorang), orang gila (mungkin mereka iri dengan imajinasiku yang hebat?), dan lain-lain. Semuanya kubiarkan seperti masuk telinga kanan keluarnya telinga kiri. Aku nggak perduli ejekan itu. Mereka kan nggak tahu aku luar-dalam, jadi untuk apa aku peduli.
Sekarang, aku bakal menjadi sosok anak yang baru. Aku nggak mengaharapkan pujian semua orang, aku Cuma ingin sahabat yang ikhlas berteman denganku (kayak Laras, Pipit, Farah, Ayu, Nisa, Inas, Desi, Aan, Bagas, M. Reza, sama Zainal). Ending ceritanya mungkin selalu ditutupi jalan-jalan yang sulit kutempuh karena aku nggak bisa memilih jalan pintas lagi. tapi, aku punya banyak orang yang mendukungku, yang membuatku bersyukur kalau aku bisa bertemu dengan mereka setiap hari.
Thank you, my dear friend. I will never forget you all
DISUSUN OLEH:
NAMA: NAJWA ANISA SAFITRI
KELAS: VI B
NO ABSEN: 34



Yuk Baca!

Yuk Baca!
Aktivitas di pos baca girli