Pos Baca Girli
Sabtu, 11 Februari 2017
Selasa, 01 Maret 2016
SEMANGAT
PANTANG MENYERAH
Oleh:
Syara Latifa Pilly
Berubah…
Sinar mentari Tenggelam sudah.
Tak terasa Sunyi
dan Sepi..
Seolah semua menjadi bisu
Burung-burung Terbang rendah..
Daun-daun serba Menari Menemani burung menyambut Petang..
Jika senjata Mulai datang Marilah kita Berperang
Yang tak dapat kuungkapkan
Dalam kata-kata yang Terucapkan..
Kamis, 18 Februari 2016
TUMBUHAN
PEMAKAN DAGING
Ada
beberapa tumbuhan yang memakan daging serangga karena zat makanan dari tanah
sangat kurang, contohnya Kantung Semar (Nepenthes), Venus, dan Sundew. Mereka
perlu makanan tambahan agar bisa bertahan hidup. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di
daerah yang miskin unsur hara (kurang subur), seperti rawa-rawa atau gurun
berbatu. Untuk bertahan hidup, mereka beradaptasi secara Morfologi, berupa daun
yang mereka kembangkan untuk menjebak serangga sebagai makanan tambahan.
Contoh
pertama, Kantung Semar. Kantung Semar (Nepenthes) hidup di tanah masam dan
kurang subur, tumbuhan ini banyak terdapat di rawa-rawa Pulau Sumatera,
Indonesia. Seperti yang kita ketahui, tumbuhan Kantung Semar memiliki daun
berbentuk kantong. Kantong pada Kantung Semar mengeluarkan aroma yang menarik
serangga untuk datang. Ketika hinggap di bibir kantong yang licin, serangga
akan tergelincir jatuh ke dalam jebakan, lalu dicerna sebagai makanan. Tutup
pada atas kantong akan menutup agar serangga tidak bisa keluar. Kantong Semar
mempunyai enzim pengubah protein dari tubuh serangga menjadi zat-zat sederhana
seperti Nitrogen dan unsure hara lain, seperti yang terkandung di tanah subur.
Contoh
kedua, Venus. Venus adalah salah satu tumbuhan karnivora (pemakan daging) yang
hidup di rawa berlumpur di kawasan Sub-Tropis Amerika. Tumbuhan ini memiliki
daun yang dapat menjadi jebakan atau perangkap serangga. Daun Venus dapat
menutup dengan cepat bila ada rangsangan (jadi, jangan coba-coba naruh tanganmu
di daun Venus). Di permukaan daun Venus, ada rambut perangsang yang sangat
halus (bisa dibilang keliatan kecil). Kalau rambut itu tersentuh (misalnya ada
serangga yang hinggap), maka otomatis daun itu akan menutup.
Contoh
terakhir, mungkin ini agak lebih sereman ya (bagiku). Sundew atau Drosera
adalah contoh tumbuhan karnivora juga. Mereka biasa hidup di rawa-rawa yang
kurang subur hingga ke perbukitan tandus berbatu di Benua Amerika, Australia,
dan juga Afrika. Daun Sundew ditumbuhi tentakel yang mengeluarkan lendir manis,
wangi, tapi lengket. Hampir sama seperti nectar kayaknya, tapi lebih bahaya.
Proses tumbuhan Sundew memakan mangsanya:
1. Serangga
penyuka nectar (contohnya, kupu-kupu dan lebah) akan datamg dan hinggap di atas
tentakel.
2. Serangga
menempel pada lendir yang lengket dan terperangkap.
3. Seluruh
tentakel di daun Sundew bergerak cepat membungkus dan menyerap cariran dari
tubuh serangga. Beberapa spesies Sundew dapat meringkus mangsanya dalam waktu
kurang dari satu detik. Serangga tersebut akan mati dalam waktu 15 menit.
4. Daun
dan tentakel membuka lagi untuk membuang sisa tubuh serangga.
Enzim di tentakel
Sundew dapat mengubah protein menjadi Fosfat, salah satu jenis unsur hara yang
dibutuhkan tumbuhan.
Kamis, 04 Februari 2016
LEMBAGA
EKONOMI DI INDONESIA
Lembaga ekonomi adalah lembaga yang berada
di bidang ekonomi demi terpenuhinya kebutuhan ekonomi masyarakat. Lembaga
ekonomi lahir sebagai usaha manusia untuk menyesuaikan dirinya dengan alam
dalam memenuhi kebutuhan hidup yang berkaitan dengan pengaturan bidang-bidang
ekonomi dalam rangka memperoleh kehidupan yang sejahtera. Berdasarkan Pasal 33
UUD 1945, ada tiga lembaga perekonomian di Indonesia, yaitu koperasi, Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS).
Lembaga ekonomi berfungsi sebagai
pemberi pedoman untuk mendapatkan bahan pangan, Barter dan jual beli barang,
menggunakan tenaga kerja dan cara pengupahan, cara pemutusan hubungan kerja, dan
identitas diri bagi masyarakat. Secara umum, tujuan lembaga ekonomi adalah terpenuhinya
kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup masyarakat. Lembaga ekonomi
merupakan bagian dari lembaga sosial yang berkaitan dengan pengaturan di
bidang-bidang ekonomi dalam rangka mencapai kehidupan yang sejahtera.
Bentuk –bentuk Lembaga Ekonomi:
1. Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melaksanakan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan
anggotanya.
Umumnya koperasi dikendalikan secara
bersama oleh seluruh anggotanya, di mana setiap anggota memiliki hak suara yang
sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan
koperasi (biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU) biasanya dihitung
berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan
pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang dilakukan
oleh anggota.
Menurut Undang-undang No. 25 tahun
1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi sebagai berikut:
- Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
- Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat
- Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya
- Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi
- Mengembangkan kreativitas dan membangun jiwa berorganisasi bagi para pelajar bangsa.
2. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Badan Usaha Milik Negara atau
perusahaan milik negara adalah perusahaan atau badan usaha yang dimiliki
pemerintah suatu negara. Sejak tahun 2001, seluruh BUMN dikoordinasikan
pengelolaannya oleh Kementerian BUMN, yang dipimpin oleh seorang Menteri Negara
BUMN. BUMN juga salah satu sumber penerimaan keuangan negara yang nilainya cukup
besar. Bentuk BUMN yaitu, Persero dan Perum (Perusahaan Umum).
Persero
Persero
Persero adalah BUMN yang bentuk
usahanya adalah perseoran terbatas atau PT. Kepemilikan Persero sebagaian besar
atau setara 51% harus dikuasai oleh pemerintah (atas nama negara) yang tujuan
utamanya mengejar keuntungan. Contoh persero yaitu : PT Jasamarga, Bank BNI, PT
Asuransi Jiwasraya, dan PT PLN.
Ciri-ciri Persero adalah sebagai berikut:
Ciri-ciri Persero adalah sebagai berikut:
- Pendirian persero diusulkan oleh menteri kepada presiden
- Pelaksanaan pendirian dilakukan oleh menteri dengan memperhatikan perundang-undangan
- Statusnya berupa perseroan terbatas yang diatur berdasarkan undang-undang
- Sebagian atau seluruh modalnya adalah milik negara dari kekayaan negara yang dipisahkan
- Menteri yang ditunjuk memiliki kuasa sebagai pemegang saham milik pemerintah
- Apabila seluruh saham dimiliki pemerintah, maka menteri berlaku sebagai RUPS, jika hanya sebagian, maka sebagai pemegang saham perseroan terbatas
- Pegawainya berstatus pegawai Negeri
Perum / Perusahaan Umum
Perusahaan umum atau disingkat Perum
adalah perusahaan bagian bisnis negara yang seluruh modal dan kepemilikan
dikuasai oleh pemerintah dengan tujuan untuk memberikan penyediaan barang dan
jasa publik yang baik demi melayani masyarakat umum serta mengejar keuntungan
berdasarkan prinsip pengolahan perusahaan. Contoh Perum, yakni : Perum Peruri /
PNRI (Percetakan Negara RI), Perum Perhutani, Perum Damri, dan lain-lain.
Perusahaan Jawatan
Perusahaan Jawatan
Perusahaan Jawatan (Perjan) sebagai
salah satu bentuk BUMN, memiliki modal yang berasal dari negara. Saat ini hanya
TVRI yang merupakan satu-satunya Perjan yang dimiliki oleh BUMN. Besarnya modal
Perjan ditetapkan melalui APBN. Ciri-ciri Perjan antara lain sebagai berikut:
- Memberikan pelayanan kepada masyarakat
- Merupakan bagian dari suatu departemen pemerintah
- Dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada menteri atau direktur jenderal departemen yang bersangkutan
- Status karyawannya adalan pegawai negeri
3. Badan Usaha Milik Daerah BUMD)
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah daerah. Contoh
BUMD antara lain, Bank Pembangunan Daerah (BPD), Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM), dan Perusahaan Daerah Angkutan Kota (bus kota). Ciri-ciri badan
usaha milik daerah (BUMD) adalah sebagai berikut:
- Pemerintah daerah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha
- Pemerintah daerah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam pemodalan perusahaan
- Pemerintah daerah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakan perusahaan
- Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang berwenang
- Melayani kepentingan umum, selain mencari keuntungan
- Sebagai stabillisator perekonomian dalam rangka menyejahterakan rakyat
- Sebagai sumber pemasukan negara
- Seluruh atau sebagian besar modalnya milik negara lain, baik berupa bank maupun nonbank
- Direksi bertanggung jawab penuh atas BUMN, dan mewakili BUMN di pengadilan
4. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Badan Usaha Milik Swasta atau BUMS
adalah badan usaha yang didirikan dan dimodali oleh seseorang atau sekelompok
orang. Berdasarkan bentuk hukumnya Badan usaha milik swasta dibedakan atas :
Perusahaan Persekutuan
Perusahaan persekutuan adalah
perusahaan yang memiliki 2 pemodal atau lebih. Ada 3 bentuk perusahaan
persekutuan
- Firma (Fa) adalah badan usaha yang didirikan oleh 2 orang atau lebih dimana tiap- tiap anggota bertanggung jawab penuh atas perusahaan. Modal Firma berasal dari anggota pendiri, serta laba / keuntungan dibagikan kepada anggota dengan perbandingan sesuai akta pendirian.
- Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap atau CV) adalah suatu persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin.
- Perusahaan Terbatas Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootschaap (NV), adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan dan badan usaha yang modalnya diperoleh dari hasil penjualan saham. Setiap pemengang surat saham mempunyai hak atas perusahaan dan setiap pemegang surat saham berhak atas keuntungan (dividen).
Yayasan
Yayasan adalah suatu badan hukum
yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan.
Yayasan didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam
undang-undang. Yayasan adalah suatu badan usaha, tetapi bukan perusahaan,
karena Yayasan sama sekali tidak mencari keuntungan. Badan usaha ini didirikan
untuk tujuan sosial dan berbadan hukum. Contoh yayasan adalah Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI) dan Yayasan Jantung Indonesia.
Maaf jika lumayan membingungkan :)
Rabu, 20 Januari 2016
PENTAS
BULLY
Pentas itu sangat menyeramkan, pikir sang tokoh utama. Di
dalam pentas itu hanya ada kesedihan dan sedikit kebahagiaan. Sang tokoh utama
yang lemah dan tak bisa melakukan apa-apa hanya bisa menangis menghadapi
perannya dalam pentas itu. Tetapi, kebaikan dan kekuatannya untuk tegar selalu
ada bersama gambaran aneh itu. Sang tokoh utama membuat dunia imajinasinya
sendiri. Di mana ia bahagia. Di sana hanya ada kebahagiaan. Bersama sahabat
khayalannya yang tak akan pernah ada. Dan kini, aku harus menjadi sang tokoh
utama.
Setiap hari, aku selalu bermain bersama
sahabat-sahabatku. Itu sudah menjadi kebiasaan. Tapi, semuanya tiba-tiba
hancur. Gossip-gosip yang menyebar dengan cepat tanpa kusadari mulai membuat
semua anak membenciku secara perlahan. Aku yang saat itu masih kelas 4SD,
menganggap kata-kata kasar anak-anak sebagai candaan. Mereka yang selalu dekat
denganku, mulai menjauh. Aku Cuma beranggapan bahwa mungkin mereka menemukan
teman yang lebih asyik untuk dijadikan sahabat. Memang sedih, tapi kami kan
masih berteman. Tak ada yang kukhawatirkan.
Tak terasa, 1 tahun berlalu. Kami semua kembali bersama
sebagai anggota keluarga kelas 5B yang baru. Tahun ini, aku akan menjadi lebih
baik lagi biar bisa mendapat banyak sahabat. Semuanya berjalan dengan baik.
Tapi… itu Cuma sampai 1 bulan. Aku mulai dibenci secara terang-terangan. Aku
sering dilempar oleh kayu dari dinding kayu kelasku yang sudah keropos. Aku
berusaha bersabar, aku yakin mereka Cuma bercanda. Tapi, lama-lama semuanya
malah makin parah. Aku berusaha nggak peduli, namun ini berat banget! Kini, aku
mulai menyadari. Yah, ternyata aku dibully. Terlambat memang, tapi aku ingin
tahu kenapa mereka membenciku. Aku nggak mau buat orang benci sama aku. Aku
Cuma ingin berteman dengan mereka.
“Habis kamu keliatannya disayang sama guru banget. Waktu
kelas 4 aja, guru itu (nama disensor, ya) memberikan buku Kuark langsung sama
kamu”, jawab seorang temanku. Dia juga membenciku, untung perasaannya sedang
bagus, jadi dia mau memberitahuku.
“Eh? Aku kan memang langganan buku”, kataku kaget.
“Yah, aku nggak tahu”, balasnya cuek. Yang tadi itu
maksudnya apa?! Dia benci aku tapi nggak ngerti alasannya?! Aduuuh, aku jadi
makin bingung, deh.
Esoknya, kebencian mereka bertambah parah. Anak-anak yang
paling nakal itu membullyku. Mencuri bullpen dan pensil milikku, merobek
gambaranku, mencoret-coret bukuku, juga… terkadang menendang kakiku. Aku Cuma
bisa menangis, seperti sang Tokoh Utama. Aku memang lemah, pikirku. Aku nggak
bisa apa-apa, aku bisanya menangis.
Kekurangan terbesarku, yang selalu dianggap biasa oleh
teman-teman sekelasku, berubah menjadi bencana tambahan. Kekuranganku adalah
aku pelat, aku nggak bisa ngomong huruf “R”. mereka mulai mengejek kekuranganku
ini dan mengubah-ubah lagu untuk mengejekku. Aku mulai membenci diriku sendiri.
Setiap hari, aku selalu mendapat mimpi buruk yang sama. Mereka membullyku, yang
membuatku takut untuk datang ke sekolah. Aku menyadari, masih ada lagi yang
bisa kulakukan. Pura-pura tersenyum seolah tak ada apa-apa kepada orang lain
selain anak dari kelasku. Mungkin pantas jika aku dibilang bermuka dua, aku
juga mulai tak perduli. Lebih baik menangis saja di dalam hatiku, aku akan
berusaha nggak menunjukkannya pada orang lain selain keluarga kelas 5B.
Tanpa kusadari, aku mulai lari dari kewajibanku.
Lomba-lomba yang diembankan padaku, kujadikan sarana pelarian diri dari mimpi
burukku. Lagipula, yang kubutuhkan Cuma senyum palsuku. Tak ada yang bisa
menghiburku, karena aku membuat dunia imajinasiku sendiri. Bebas dari mimpi
buruk itu. Bersama seorang sahabat khayalanku yang juga dibenci teman
sekelasku, Akimoto Nami. Saat aku menangis, aku selalu menggambar Nami.
Sosoknya yang dingin itu dibenci semua anak. Mereka bilang, Nami adalah setan.
Meskipun sudah kujelaskan bahwa Nami Cuma imajinasiku saja.
“Hancurkanlah”, kata Nami dalam
mimpiku. Ini pertama kalinya karakter khayalanku masuk di dunia mimpi. Mungkin
karena pembullyanku sudah terlalu parah.
“Apanya?”, Tanyaku bingung.
“Mimpi buruk itu”, jawab Nami.
“Memangnya aku bisa apa? Aku kan lemah dan cengeng”,
tanyaku.
“Tak ada yang bisa kaukatakan bahwa itu tak
bisa kaulakukan. Bahkan kau belum melakukan apa-apa”, jawab Nami lagi.
Ia tersenyum simpul dengan mata merahnya. Baru kali ini kulihat ia tersenyum,
aku bahkan nggak pernah menggambarnya tersenyum.
“Memangnya aku harus melakukan apa? Melawan mereka?
Melawan maupun tidak, aku tetap bakal dibully, kan”, tanyaku seolah menantang.
Nami terdiam. “Lalu, kamu pikir mana jalan yang benar?
Jalan pintasmu sudah rusak, mari kita buat sekali lagi. Kini waktumu untuk
mulai melawan dengan cara ‘unik’mu itu, kan”, jawab Nami. Sosok Nami
yang tersenyum, Cuma itu yang kuingat setelah terbangun.
Hari ini dimulai lagi. Apakah hari ini aku akan menangis
lagi? Aku Cuma sendirian? Tidak, aku sadar aku nggak pernah sendirian. Meskipun
aku memendamnya dalam-dalam, aku akan berusaha mengubah ending cerita
hidupku. Aku belum terlambat untuk
mengubahnya, bukan?
Senyum kaku teman-teman menyambutku. Oke, seperti biasa.
Aku duduk di tempatku seperti biasa. Sebentar lagi aku kelas 6. Hampir 1 tahun
kulewati dengan kesedihan. Aku sadar, harusnya bukan begitu. Saatnya
menghancurkan ending sedih itu.
Seperti biasa, tetap tersenyum. Belajar sambil
menggambar, makan bekal sambil bagi-bagi ke teman-teman, beli coklat 4 dibagiin
3 ke teman-teman, memberitahu apa yang kupahami di pelajaran. Meskipun prestasi
milikku (satu-satunya), yaitu menang lomba Try Out SSC juara 3 saat kelas 4
difitnah aku meminta kunci jawaban soal, difitnah perek (aku nggak tahu apa
artinya, sampai sekarang dan aku nggak mau tahu, soalnya aku nggak mau
ngejek), dan lainnya. Masih banyak
fitnah yang mereka berikan, namun aku masih punya teman-teman baik lainnya.
Zainal, Bagas, Anas alias Aan, M. Reza, Farah, Laras, Regita alias Pipit, Salsa
(kakak kelas, nggak kupanggil ‘mbak’ karena waktu TK kami itu bareng). Memang
sedikit, tapi bagiku itu berharga. Sahabatku yang berharga. Kegiatan di seni
lukis juga membuatku lupa mimpi buruk. Perlahan, mimpi buruk itu hancur sedikit-sedikit.
Hati teman-temanku mulai lunak juga. Waktu mereka puji gambaranku, rasanya
senang. Aku senang karena berpikir mereka mulai menyukaiku dan menganggapku
sebagai teman mereka lagi, meski aku nggak tahu apa yang mereka pikirkan.
Kelas 6 ini, kami semua berpisah. Ada yang di kelas A, B,
dan C. aku masuk kelas 6B bersama Laras, Aan, dan M. Reza. Tapi, tetap saja ada
yang memfitnahku di semester dua ini. Dia bilang aku sok polos, padahal memang
sejak kecil aku polos. Sombong (aku nggak tahu kenapa mereka mengejekku
begitu), penggoda cowok (yang ini jelas-jelas yang paling aneh, aku kan Cuma
sapa-sapaan sama Zainal Mbah buyutku di keluarga 5B dulu), combean alias tukang
lapor (aku Cuma bilang demi kebaikan mereka, aku nggak pernah ngebocorin rahasia
seseorang), orang gila (mungkin mereka iri dengan imajinasiku yang hebat?), dan
lain-lain. Semuanya kubiarkan seperti masuk telinga kanan keluarnya telinga
kiri. Aku nggak perduli ejekan itu. Mereka kan nggak tahu aku luar-dalam, jadi
untuk apa aku peduli.
Sekarang,
aku bakal menjadi sosok anak yang baru. Aku nggak mengaharapkan pujian semua
orang, aku Cuma ingin sahabat yang ikhlas berteman denganku (kayak Laras,
Pipit, Farah, Ayu, Nisa, Inas, Desi, Aan, Bagas, M. Reza, sama Zainal). Ending
ceritanya mungkin selalu ditutupi jalan-jalan yang sulit kutempuh karena aku
nggak bisa memilih jalan pintas lagi. tapi, aku punya banyak orang yang
mendukungku, yang membuatku bersyukur kalau aku bisa bertemu dengan mereka
setiap hari.
Thank
you, my dear friend. I will never forget you all
DISUSUN
OLEH:
NAMA:
NAJWA ANISA SAFITRI
KELAS:
VI B
NO
ABSEN: 34
Langganan:
Postingan (Atom)