MAAFKAN AKU, SAHABATKU
Melinda terdiam di
tengah hujan. Sebuket bunga yang dibawanya basah kuyup tertimpa hujan. Baju
seragam sekolahnya pun ikut basah. Ia kembali berjalan menuju sebuah pemakaman.
Hari ini adalah hari peringatan kematian sahabat terbaiknya,
Aulia. Aulia yang selama ini berusaha menyemangatinya meninggal karena dirinya.
Ia sungguh menyesal. Kenapa sahabatnya berusaha membuatnya tersenyum?
~~~~~OOOO~~~~~
“Melinda?”,
panggil Aulia saat masuk kelas 2 SD. Melinda menoleh pada Aulia. Namun, rasa
malunya yang dikarenakan tidak mempunyai orang tua membuatnya mengacuhkan
Aulia.
Aulia yang tidak tahu apa-apa hanya dapat berdiri
kebingungan di taman sekolah.
“Melinda, beli jajan, yuk!!”, ajak Aulia.
“Maaf, aku sudah bawa bekal”, tolak Melinda kaku.
“Oh, gitu ya? Ya udah, aku beli jajan sendiri aja, deh”,
ujar Aulia seraya meninggalkan Melinda.
Aulia
hanya sedih melihat teman masa kecilnya itu menjadi pendiam. Ia mencari segala
cara agar Melinda kembli ceria seperti dulu.
~~~~~OOOO~~~~~
“Melinda, mau coklat?”, tawar Aulia sambil menyerahkan
sebatang coklat.
“Tidak usah, aku sedang diet”, Melinda kembali menolak.
“Eeh?! Tapi, kita kan masih kelas 2 SD, ngapain diet?
Sudah, kamu makan coklat dulu biar ceria lagi”, ujar Aulia.
“Maaf, tapi aku nggak mau. Memangnya masalah buat kamu
kalau aku ini pendiam?!”, bentak Melinda.
“Maaf, Melinda. Aku hanya ingin kamu ceria kembali
seperti dulu. Sejak orang tuamu meninggal, dan kamu pindah ke panti asuhan,
kita tidak bertemu lagi. Tapi, saat kita bertemu lagi, kamu sudah berubah…”,
jawab Aulia sedih. Semua siswa di kelas langsung terkejut mendengar kata-kata
Aulia.
“Waah, Melinda anak yatim ternyata!! Nggak punya orang
tua!! Iih… awas ketularan teman-teman!!!”, seru salah seorang siswa. Semua siswa
memandang Melinda rendah. Semu membuatnya tertekan. Dan tanpa sadar, Melinda
menampar pipi Aulia.
“Ka-kamu sengaja, ya membuatku begini?! Kenapa kamu
membeberkan rahasiaku, dasar mulut ember!!!”, bentak Melinda. Semua siswa
terkejut melihat Melinda.
“Melinda, apa-apaan kamu itu!!! Aulia kan nggak
salah!!!”, bentak teman-teman Aulia.
“Iya, dasar anak yatim kurang ajar!! Ngapain kamu ada di
sini?! Pergi sana!!”, usir beberapa anak yang lain. Melinda yang sangat
tertekan segera berlari keluar kelas.
“Me-melinda!!”, seru Aulia bangkit. Ia segera mengejar
Melinda. Melinda tahu, dia dikejar Aulia, karena itu dia mempercepat langkah
kakinya.
Melinda terus berlari hingga keluar sekolah, ia berpikir
Aulia akan berhenti. Namun, ternyata tidak. Aulia tetap mengejarnya.
“Aulia, tunggu!!! Berhenti!!!”, seru Aulia terus berlari
mengejar Melinda.
“Jangan ikuti aku!!!”, seru Melinda marah. Ia terus
berlari tanpa menoleh sama sekali. Tanpa sadar, sebuah truk datang dengan cepat
ke arah Melinda berlari.
Bunyi klakson truk menghentikan langkah Melinda. Melinda
hanya terdiam. Takut. Tapi, juga ada rasa keinginannya untuk cepat mati. Ia
ingin tidak diejek lagi dan bertemu orang tuanya. Tapi, ada rasa takut dalam
hatinya. Entah kenapa, rasa takut itu seolah membantu keinginan Melinda untuk
cepat mati.
“Melinda!!!! Awas!!!!”, seru Aulia. Ia mendorong tubuh
Melinda ke pinggir jalan, sehingga membuat dirinya mati tertabrak truk.
Melinda terjatuh dengan sangat keras. Akhirnya, ia
pingsan tanpa mengetahui nasib Aulia.
~~~~~OOOO~~~~~
Melinda membuka matanya perlahan. “Di-di mana ini…?”,
Tanya Melinda lemas. Ia melihat ruangan di sekelilingnya. Ada ibu panti dan
teman-teman sekolah.
“Ibu… aku ada di mana?”, Tanya Melinda.
“Kamu ada di rumah sakit Melinda. Syukurlah kamu selamat”,
jawab ibu panti. Melinda hanya memegang kepalanya. Ia merasakan sebuah perban
mengelilingi kepalanya. Tiba-tiba, ia teringat dengan Aulia.
“Aulia… bagaimana keadaannya?”, Tanya Melinda.
“Aulia… meninggal tertabrak truk”, jawab teman-teman
Melinda sedih. Melinda tersentak. Ia hanya bisa terdiam. Butiran air mengalir
di pipinya.
“Aulia meninggal? Tidak mungkin! Semuanya tidak
mungkin!”, seru Melinda menangis.
“Melinda, sudahlah. Kamu yang sabar, ya”, hibur ibu
panti.
“Tapi, kenapa bukan aku yang mati? Kenapa harus Aulia?!”,
Tanya Melinda.
“Karena dia menyayangimu, seperti dia menyayangi kakaknya
yang telah meninggal 1 tahun yang lalu”, jawab Lia, teman sekelas Melinda.
Melinda kembali tersentak. Ia tak tahu apa-apa tentang itu. Melinda tidak sadar
tentang kasih sayang yang diberikan Aulia. Namun, semuanya telah terjadi. Aulia
meninggal karena menyelamatkan dirinya, meskipun ia sering menjauhi Aulia.
~~~~~OOOO~~~~~
Setelah keluar dari rumah sakit, Melinda mendatangi
pemakaman Aulia dan keluarganya. Ia terduduk di sebelah batu nisan Aulia.
Melinda letakkan sebuket bunga mawar merah di makam sahabatnya itu.
“Maafkan aku, ya sahabatku. Aku tidak tahu kalau kamu
begitu menderita atas kematian kakakmu. Aku tidak tahu rasa sayangmu padaku.
Maafkan aku!!! Aku sudah mengabaikan persahabatan kita!!”, ujar Melinda sambil
menangis.
Samar-samar, terdengar suara lembut. “Aku sudah memaafkanmu sejak dulu, Melinda, sahabatku”.
~~~~~OOOO~~~~~
Hujan sedikit mulai reda. Melinda berdiri. Ia hendak
pulang ke panti. “Aulia, sepertinya aku harus pulang dulu. Maaf, ya. Selamat
tinggal. Besok aku akan datang lagi”, ujar Melinda.
Saat ia beranjak pergi meninggalkan makam Aulia,
samar-samar kembali terdengar suara lembut. “Ya,
selamat tinggal Melinda. Kita akan jadi sahabat selamanya, kan?”, Tanya
suara itu.
“Ya, kita sahabat selamanya Aulia”, jawab Melinda. Entah
kenapa, Melinda merasakan Aulia tersenyum di dekatnya. Hatinya yang sedih dan
terbebani seolah lepas dari perasaan itu.
Melinda berjalan pergi.
Meninggalkan sahabat sejatinya yang tak akan kembali untuk selama-lamanya.
Harrah's Atlantic City - MapyRO
BalasHapus· 810 Boardwalk Boardwalk. 777 Harrah's Blvd. Atlantic City, 평택 출장마사지 NJ 08401. Directions 제주도 출장샵 · 목포 출장마사지 (609) 317-5000. 삼척 출장샵 (609) 317-5000. Toll 김포 출장샵 Free: 888-226-