“ Pak aku ikut!”, rengekku suatu
pagi. Aku ingin ikut bapakku ke bank,senin itu bapakku mau bergegas pergi ke
bank. Kata bapakku, kalau pagi-pagi pergi ke bank agar tidak antri panjang.
Kemudian kami berdua udah naik motor. Dalam perjalanan aku banyak bertanya
tentang bank tempat bapakku menyetor uang. Dalam pikiranku membayangkan gedung
bank yang modern,bersih, kaya iklan di tv itu.
Sepuluh menit perjalanan kami telah sampai.
“Hah.., masuk gudang pikirku ?” tapi kok ada tulisan Bank Mandiri yang besar.
Memang sebelum masuk ke bangunan bank itu, sepintas
sekelilingnya tampak banyak bangunan tua. Aku tersadar, saat bapakku mengangkat
diriku dari atas jok motor. Kami pun masuk kedalam gedung tua yang ditempati
Bank Mandiri. Tak lupa salam ramah dari satpam bank.
Alangkah
kagetnya aku begitu masuk gedung tua ini, dibawah tangga menuju lantai dua
banyak benda kuno pikirku. Tapi bapakku langsung menarik tanganku untuk segera
naik ke lantai dua, “ nanti aja lihat-lihatnya dik,!” kata bapak. Aku melihat
kaca jendela bangunan tua ini sangat indah.
“
Selamat pagi, selamat datang di Bank Mandiri ada yang bisa dibantu,” sapa
satpam ramah sambil membuka pintu kaca. “Pagi juga, masuk setor, “ jawab
bapakku.
Masih sepi suasana pagi itu, langsung bapak mengambil kertas
setoran. Tidak lama langsung bapak menuju kearah petugas yang menerima setoran
uang dari bapak. Itu teller namanya, kata bapak saat aku bertanya.
Setelah
selesai, kamipun pergi dari lantai dua, “ terima kasih atas kunjugnan ke bank
mandiri “ sapa satpam sambil membukakan pintu kaca. Begitu keluar dari pintu
kaca itu, aku kagum melihat bangunan tua bank mandiri ini. Bangunan ini masih
terawat, pikirku. Kalau pingin tahu
sejarahnya ayo kita ke lantai satu, kata bapak sambil memegang tanganku
menuruni tangga.
Tiba
dilantai satu aku langsung menuju meja yang banyak terdapat kliping dan
foto-foto yang terpanjang di dinding dengan rapi.Mayoritas banyak benda-benda
perbankan yang terdapat dilantai satu ini. Aku melihat dengan seksama semua
dokumen yang tersusun rapi ini. Dahulu bangunan ini bernama Bank Escompto, bank
swasta yang didirikan sekitar 1857 oleh Paulus Tiendeman dan Carl Frederik
Wilhelm Wigger Van Kerchem.
Dalam
salinan buku Pertempuran Surabaya. Terbitan
balai pustaka,disebutkan dalam pertempuran Surabaya terjadi, HR Muhamamad
berhasil mengambil alih uang dari Bank Escompto ini senilai 1 juta golden. Uang
1 juta golden ini untuk membiayai pertempuran Surabaya
dan diserahkan kepada pemerintah Indonesia . Dengan dana ini juga dimanfaatkan
untuk pemindahan ibukota RI dari Jakarta ke Yogyakarta .
Berdasarkan catatan sejarah, tahun 1960 Bank Escompto diambil alih oleh
pemerintah Indonesia
dan berganti nama Bank Dagang Negara, pada tahun 1998 Bank Dagang Negara bergabung menjadi Bank Mandiri.
Siapa
orang yang berjasa membuat museum Bank Mandiri Kembang Jepun ini, beliau adalah
Bapak Sri Triyasno, kepala cabang Bank Mandiri Kembang Jepun saat ini.
Terima kasih bapak
Tri, berkat bapak aku jadi tahu tentang sejarah bangunan tua yang bernama Bank
Mandiri Kembang Jepun Surabaya ini.
Salam
NAJWA ANISA SAFITRI
KELAS : IIIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar